Belajar berbagi cerita dan pengetahuan yang saya punya | Travel Blogger Wanna Be and Dota Addict

Wednesday, August 2, 2017

Perjalan ke B29, Negeri Di Atas Awan

Hello guys, this is my first post. Dipostingan pertama ini saya bakal cerita perjalan saya dengan dua temen yang saya kenal pas kerja di Ind*marco dulu.  Tujuan trip kali ini ke suatu tempat yang sering disebut “Negeri di atas Awan”.  Maap kalau tulisanya terlalu belepotan, terlalu bertele tele, dan diselingi bahasa jawa, mohon dimaklumi :D


Kamis, 2 Maret 2017. Malem ini apes banget, hp mati dan chargernya pun rusak, padahal jam 8 nanti saya bakal dijemput sama Bima, aduh piye iki??? Nggk abis akal, jam setengah 8 saya numpang facebokan di rumah saudara saya buat ngabarin ke mereka. Langsung saja saya update status begini, “piye sido ora iki? Hpku mati” sambil tag kedua temen saya tersebut. Sekitar jam 8 bima membalas “aku wes nang ngarep omahmu jeh”. Saya jawab lagi, “ok aku otw”. Sebenernya cerita ini nggk perlu di tulis kayaknya ya kwkwkwkwk.



Sekitar jam 10 malam, kita udah sampai dikediaman Mas Tanto. Hal yang pertama saya tanyakan adalah “Onok panganan nggk nang kene?” hahahaha. Alhamdulillah ternyata masih makanan di sana, maklum belum makan dari siang. Sehabis perut kenyang kita diskusi tentang tempat yang akan kita tuju nanti.
Ok, semua persedian sudah lengkap? Atas usulan yang punya rencara, Mas Bima mengusulkan untuk berangkat tengah malam supaya disana nanti bisa bedagang sampek pagi sambil menunggu sunrise.  Let’s Go! Kita berangkat jam 11.45. Pemberhentian pertama kita cari pom bensin dulu, selanjutnya ke ind*maret buat beli snack. Sekitar kurang lebih satu jam setengah kita sudah memasuki Desa Argosari, Kecamatan Senduro.

Kondisi jalan menuju desa yang minim penerangan dan juga kawasan lereng gunung serta jalan yang menanjak dan menikung membuat kita lebih hati-hati dalam perjalanan. Diluar dugaan, ternyata suhu disana terlalu dingin, melampaui suhu kutub selatan hahahaha, apalagi ditambah dengan perlengkapan yang terkesan mendadak, cuman pake jaket tanpa sarung tangan dan sepatu membuat perjalanan kali ini makin cooool alias “KATU’EN”(Menggigil). But, you can see the stars yang menakjubkan ditambah kondisi awan yang cerah. It’s worth it!

Karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk menlanjutkan perjalanan, maka kita sepakat untuk mencari tempat peristirahatan terlebih dahulu. Kebetulan ada warga sekitar yang belum tidur, lansung saja kita bertanya kepada beliau. Apakah kita bisa beristirahat di masjid setempat? Alhamduillah warga sekitar sangat ramah dan memperbolehkan kita untuk beristirahat di masjid tersebut. Sekitar jam 4 pagi kita sudah terbangun dan ingin melanjutkan perjalanan menuju puncak sehingga dapat melihat sunrise, tapi kenyataanya!!!!! Yang membuat rencana masih kedinginan wkwkwkwk dan pura pura tidur, DASAR KAMPRET!!!!! Alhasil kita tidur lagi dan bangun jam 5 pagi.



Pagi ini masih dislimuti rasa kecewa, karena kita gagal melihat sunset seperti yang kita rencanakan. Mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur dan tukang bubur sudah naik haji, ya sudahlah hahahaha. Kita langsung melanjutkan perjalanan, ada dua jalur yang bisa ditempuh, pertama lurus naik ke atas, cuman jalannya belum diaspal . Satunya lagi belok ke kanan, Nah jalur ini yang akan kita tempuh, karena memang jalannya sudah di aspal dan dipaving. Udara pagi yang dingin ditambah dengan perut yang kosong menyuruh kita mencari warung untuk sekedar makan mie dan minum kopi. Berikut videonya :


Sehabis mengisi perut diwarung, Kami pun menlanjutkan perjalanan. Jarak yang ditempuh untuk mencapai puncak B29 kurang lebih 5 KM. Dalam perjalanan menuju puncak kita akan dihadapkan dengan jalan yang cukup menanjak dan berliku. Jika anda kemari dengan berboncengan, usahakan kondisi sepeda motor anda dalam keadaan fit. Banyak jalan tanjakan yang cukup tinggi dan membuat salah satu dari kita bergantian turun dan jalan kaki.

Ojek bang?

Dalam perjalan menuju puncak kita akan melihat pemandangan yang sangat indah dan memaksa kita berhenti sejenak untuk mengambil beberapa foto. Daerah pegunungan memang memiliki daya pikat tersendiri, keindahan alam yang hijau, terlihat gunung yang memanjakan mata, aktifitas warga berkebun, terasering yang tertata rapi dengan ditanami bawang daun ditambah suasana yang sejuk membuat kita rileks dan menghilangkan beban pikiran yang ada.



Tidak terasa kita sudah sampai pada pos terakhir. Sebenarnya ada 2 pilihan, parkir di post tersebut dengan biaya sangat murah hanya 5000 rupiah saja atau anda juga bisa langsung membawa sepeda anda ke puncak. Tapi ingat jalan yang ditempuh belum diaspal ataupun di paving dan jaraknya kira kira 250 meter dari post. Karena memang kondisi sepada tidak memungkinkan. Jadi kita memilih untuk memarkirnya saja di post dan jalan kaki menuju puncak.

Post terakhir puncak b29
Dan akhirnya kita sampai juga pada tujuan kita, puncak B29 Negeri di Atas Awan. Terlihat jelas dari sini posisi awan seakan akan berada di bawah kita. Meskipun kita gagal liat sunrise, tapi pemandangan disini sudah bisa mengobati rasa kecewa karena Mas Bima (wocoen bim wkwkwkwk). Dulu sebelum terkenal dan dibiayai oleh pemerintah, puncak B29 ini tidak ada warung sama sekali. Sekarang sudah ada beberapa warung yang berjejeran. Kita bisa melihat 2 gunung yang fenomenal disini, Gunung merapi dan Gunung Bromo. Kita juga dapat info dari warung sekitar, kalau kita terus ke kanan sekitar 2 KM, disana kita sampai B30. Sedangkan jika ke kiri 7 KM kita akan sampai ke Ranu Pani, tapi jalan keduanya masih beralaskan tanah. Sekian perjalanan kami ke B29, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang. Terima kasih buat Mas Bima atas waktunya mengajak saya main kesini, terima kasih untuk Mas Tanto atas dokumentasinya dan juga terima kasih buat kalian semua yang sudi mampir dan membaca cerita saya ini.
Ngasuh disek

Ngobrol dota 2 Bareng Mas Bima

Penampakan Gunung Bromo

Rasakan Terbangnya

2 Jari?? Oke Oce??
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Perjalan ke B29, Negeri Di Atas Awan

20 komentar:

  1. Spedaan kuat yo mas neg Negeri Atas Awan . .. pemandanganne bisa lihat bromo itu di SPOT mana omsz . . .

    maklum belum pernah kesana dan berencana mw kesana . . . kira2 ada teman blogger terdekat dari sana ndak omsz ^_^

    ReplyDelete
  2. Kuat pokok sepedane fit mas, soale jalane menanjak mas. Kita yg goncengan aja nggk kuat, kadang harus turun salah satu. Hmmm klo blogger lumajang nggk ada kenalan mas haha, ini yang tau jalan mas tanto yg kebetulan doi rumahnya di lumajang

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhmm.. kapan² tak ngajak smean ae pas kesana . . sekalian mampir ke Jembere smean . . .

      disana penginapanne gmana mas .. . Villa gmana . . .

      ditunggu Reviewnya . . .

      nb:/. mungkn aja bisa buat bulan madu disana ^_^

      Delete
    2. Monggo mas, enak yo lek wes rabbi onok seng di gandeng :D.

      Delete
  3. Mantap tempatnya gan.. Kapan-kapan kesana ah

    ReplyDelete
  4. Itulah asiknya jadi traveler ya. Modal komunikasi yang baek bisa nginep di mesjid. Eh, itu gunung bromo ya? ah. aku tak sempat jadi menjadi disana, karna waktu sekalinya berkunjung ke Kota malang malah gunungya sedang erupsi. Tulisannya menarik kawan. bisa sebagai sahabat dari blog ku www.matakaki.com :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Warganya disana ramah ramah mas, saya juga belum pernah ke bromo mas hehehe

      Delete
  5. pemandangnya luar binasa eee maksudnya luar biasa

    ReplyDelete
  6. Asek bngt! Wong ndhi samean mas? kok jowone podo karo aku jeh hahaha

    ReplyDelete
  7. mantep sekali pemandangannya gan. :)
    lainkali kalau ada uang dan waktu pengen kesana.hahahah

    ReplyDelete

Blogger bijak meninggalkan jejak.
Komentar di blog ini GRATIS!